Makalah Metodologi Penelitian Hipotesis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hipotesis merupakan elemen penting
dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung
pandangan ini, diantaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti
kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau
tidak benar. Ketiga, Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara
terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Selain
itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis
agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian Hipotesis?
2.
Apa
Jenis-Jenis Hipotesis?
3.
Bagaimana
Karakteristik Hipotesis Yang Baik?
4.
Bagaimana
Merumuskan Hipotesis?
5.
Bagaimana
Pengujian Atau menguji Hipotesis?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Hipotesis
2.
Untuk
Mengetahui Jenis-Jenis Hipotesis
3.
Untuk
Mengetahui Karakteristik Hipotesis Yang Baik
4.
Untuk
Mengetahui Rumusan Hipotesis
5.
Untuk
Pengujian Hipotesis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata
yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan Tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah
hasil atau kesimpulan yang ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu
kebenarannya, dan baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan
bukti-bukti.
Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
1.
Menurut
Sekaran, mendifinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan
yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan masalah,
karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab
pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis haruslah
berdasar pada teori dan empiris.[1]
2.
Menurut
Atmadilaga, penyusunan hipotesis berupa logika berpikir dedukatif dalam rangka
mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum berupa
premis-premis. Adapun kebenaran logika dedukatif menganut asas koherensi.
Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu merupakan sumber informasi yang
tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis
sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula.[2]
3.
Fraenkel
dan Wallen, berpendapat bahwa hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan
hasil dari suatu penelitian.
4.
Dalam
Yatim Riyanto, menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya
sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum
tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis tergantung pengujian dari data
empiris.
5.
Suharsimi
Arikunto, mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi
problematika yang diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesisi
merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mandalami permasalahan penelitian
dengan seksama dan menetapkan anggapan dasar maka ia perlu menguji, ini disebut
hipostesis.
Secara
garis besar, kegunaan Hipotesis adalah sebagai berikut:[3]
1.
Memberikan
batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.
Menyiagakan
peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang kadangkala hilang
begitu saja dari perhatian peneliti.
3.
Sebagai
alat yang sederhana dalam memfokuskan
fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang
menyeluruh.
4.
Sebagai
panduana dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.
B.
Jenis-Jenis Hipotesis
Adapun jenis-jenis hipotesis, yaitu: [4]
1.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis
penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai hubungan atau
pengaruh, baik secara positif atau secara negative Antara dua variable atau
lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut sebagai
hipotesis yang dilihat dari sifat variable yang akan diuji.
Dilihat
dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang
perbedaan.
Hipotesis
tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan Antara
dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional. Hubungan Antara
variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Hubungan
yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b.
Hubungan
yang sifatnya sejajar timbal balik.
c.
Hubungan
yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Sedangkan
hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini
mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
2.
Hipotesis
dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)
Menurut
Yatim Riyanto hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua,
yaitu (1) hipotesis nihil (null hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, (2)
hipotesis alternative yang biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat
dengan Ha.
Hipotesis
nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara suatu
variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Sedangkan
hipotesis alternative (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
Antara suatu variabel dengan variable yang lain. Contohnya, Ada hubungan Antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis
alternative ada dua macam, yaitu directional hipotheses (hipotesi terarah) dan
non directional hipotheses (hipotesis tak terarah).
Hipotesis
terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti
dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variable
independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variable dependent.
Misalnya: siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi
belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode
curah pendapat (diskusi).
Hipotesis
tak terarah (non directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan dan
dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variable independent
berpengaruh terhadap variable dependent. Frankel dan Wellen menyatakan bahwa
hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi
secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Misalnya:
ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat
terhadap prestasi belajar siswa.
3.
Jenis
hipotesis yang dilihat dari keluasan atau ruang lingkup variable yang diuji.
Ditinjau dari
keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan menjadi dua yaitu, hipotesis mayor dan hipotesis
minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variable
dan seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang
terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari
hipotesis mayor).
Contoh
Hipotesis mayor :
Ada hubungan
Antara keadaan social ekonomi (KSE) orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA.
Contoh
Hipotesis minor :
1.
Ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.
2.
Ada
hubungan Antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.
3.
Ada
hubungan Antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.
C.
Karakteristik Hipotesis Yang Baik
Mengutip pendapat Yatim Riyanto yang mengatakan bahwa, sebenarnya
nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan pengujian
empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis yang akan
diuji dapat dilakukan “semua peneliti”. Ada beberapa kriteria tertentu yang
memberikan ciri hipotesis yang baik.
Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, (Arief Furchan,
dan Yatim Riyanto), diantaranya:
a.
Hipotesis
harus mempunyai daya penjelas, suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang
mungkin mengenai apa yang seharusnya dijelaskan atau diterangkan.
b.
Hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variable-variable. Suatu
hipotesis harus memprediksi hubungan Antara dua variable atau lebih.
c.
Hipotesis
harus dapat diuji, hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability,
artinya terdapat kemampuan untuk diuji.
d.
Hipotesis
hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Hipotesis hendaknya
tidak bertentangan dengan teori atau hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan.
e.
Hipotesis
hendaknya sederhana dan seringkas mungkin.
Sedangkan
Menurut John W. best dalam Yatim Riyanto
bahwa ciri-ciri hipotesisi yang baik, yaitu:
a.
Bisa
diterima akal sehat.
b.
Konsisten
dengan teori atau fakta yang telah diketahui.
c.
Rumusannya
dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji.
d.
Dinyatakan
dalam perumusan yang sederhana dan jelas.
Adapun menurut Borg dan Gall dalam Yatim Riyanto dan Suharsimi
Arikunto mengatakan bahwa hipotesisi yang baik harus memenuhi empat kriteria :
a.
Hipotesis
hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan Antara dua variable atau lebih.
b.
Hipotesis
yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritis dan
hasil penemuan terdahulu. Walaupun hipotesis baru merupakan jawaban atau dugaan
yang harus diuji kebenarannya, dan dari pengujiannya itu ada kemngkinan
terbukti atau tidak, namun peneliti tidak boleh sembarang menduga. Pemilihan
alternative dugaan tersebut harus dilakukan secara professional ilmiah yang
disertai dengan argumentasi yang kokoh.
c.
Hipotesis
harus dapat diuji. Berdasarkan kriteria ini peneliti dituntut agar mampu
mencari data yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesisnya.
d.
Rumusan
hipotesis hendaknya singkat dan padat. Berdasarkan kriteria ini hipotesis tidak boleh menggunakan kiasan
kata yang tidak atau kurang bermakna. Hipotesis merupakan pernyataan suatu
kebenaran. Agar kebenaran tersebut dapat dengan cepat dan mudah dipahami maka
sudah selayaknya kalau rumusannya singkat dan padat. [5]
Pendapat lain mengatakan bahwa ciri-ciri hipotesisi yang baik,
yaitu:[6]
a.
Hipotesis
harus menyatakan hubungan.
b.
Hipotesis
harus sesuai dengan fakta.
c.
Hipotesis
harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuh kembangnya ilmu
pengetahuan.
d.
Hipotesis
harus dapat diuji.
e.
Hipotesis
harus sederhana.
f.
Hipotesis
harus bias menerangkan fakta.
D.
Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu
tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis
dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan
telaah pustaka.[7]
Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri.
Peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang
terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
a.
Mempunyai
banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan cara banyak
membaca literature-literature yang ada hubungannya denga penelitian yang sedang
dilaksanakan.
b.
Mempunyai
kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek, serta
hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam masalah yang sedang diselidiki.
c.
Mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai
dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Perumusan hipotesis yang baik dan
tepat setidaknya menurut indrianto dan supomo. Antara lain dengan
mempertimbangkan kriteria –kriteria tertentu sebagai acuannya dan penjelasan
sebagai berikut:
a.
Berupa
pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian.
Tujuan
penelitian adalah memcahkan masalah atau untuk menjawab pernyataan penelitian
hipotesis dalam penelitian kuantitaf, merupakan jawaban rasionalyang deduksi
dari konsef-konsef dan teori-teori yang sudah ada.
b.
Berupa
pernyataan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji secara empiris. Tujuan
penelitian (penelitian dasar) adalah menguji teoritis dan hipotesis maka akan
dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variable-variable yang
diteliti.
c.
Berupa
pernyataan-pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori lebih kuat jika
dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa teori kemungkinan saling
bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori yang satu lebih kuat dengan
teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus mempunyai
dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada alternative. Dapat terjadi
hipotesis lainnya kemungkinan
dikembangkan melalui teori-teori yang lainnya.
Pendapat
lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan
umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: [8]
a.
Hipotesis
hendaklah menyatakan pertautan Antara dua variable atau lebih.
b.
Hipotesis
hendaklah dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
c.
Hipotesis
hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d.
Hipotesis
hendaklah dapat diuji.
E.
Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et bahwa untuk menguji
hipotesis, peneliti perlu; [9]
a.
Menarik
simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis itu
benar.
b.
Memilih
metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau
prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat itu benar
atau tidak.
c.
Mengumpulkan
data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung
oleh data atau tidak.
Pengujian ini
bertujuan sebagai `penjajakan, deskriptif, dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang
cukup panjang dan memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data
yang diteliti adalah data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian
hipotesis ini adalah ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu
populasi yang didukung dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji
kebenarannya. Langkah selanjutnya yaitu membuat keputusan untuk menerima atau
menolak hipotesis yang diajukan oleh peneliti tersebut.
Suatu uji
hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang dilakukan, peneliti
memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan peneliti ditolak
karena perbedaan hasil variable yang terjadi bukan disebabkan oleh suatu
kebetulan namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan dapat pula
karena hipotesis pendamping, hasil statistinya didukung atau diterima sebagai
hal yang benar. Maksudnya dalam suatu hipotesis statistic, Antara hipotesis nol
(Ho) dan alternative (Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti
diterima sehingga dapat dibuat keputusan secara tegas yaitu Ho = ditolak, dan
Ha = diterima.
Dan
suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari hasil
kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistic menerima hipotesis
nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses pengkajian
pustaka hanya disebabkan oleh kesalahan tidak disengaja waktu mengambil data di
lapangan. Atau hipotesis riset yang telah diajukan peneliti sebagai hipotesis
pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang ada.
Untuk
itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya dalam makalah ini bahwa dalam merumuskan
hipotesis terdapat dua pilihan peneliti,
yakni menerima keputusan seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau mengganti
hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung (pada saat penelitian berlangsung).[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang dimana jawaban tersebut
masih memerlukan pembuktian yang empiris.
2.
Jenis-Jenis
Hipotesis yaitu Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya, Hipotesis dilihat
dari sifat variable yang akan diuji, Hipotesis dilihat dari keluasan atau
lingkup variable yang diuji.
3.
Karakteristik
Hipotesis yang baik adalah:
Hipotesis harus
menyatakan hubungan, Hipotesis harus sesuai
dengan fakta, Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai
dengan tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan, Hipotesis harus dapat diuji,
Hipotesis harus sederhana , Hipotesis harus bias menerangkan fakta.
4.
Perumusan
Hipotesis adalah Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan Antara dua variable
atau lebih, Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat pernyataan, Hipotesis
hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat, Hipotesis hendaklah dapat diuji.
5.
Pengujian
Hipotesis adalah
a.
Menarik
simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis itu benar.
b.
Memilih
metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atauvprosedur lain yang
diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat itu benar atau tidak.
c.
Mengumpulkan
data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung
oleh data atau tidak.
DAFTAR
PUSTAKA
Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Kharisma Putra Utama.
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Publik
Relation. Bandung:
Simbiosa
Retakama Media.
Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian . Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relation dan
Komunikasi Jakarta: Raja Grafindo.
[1] Juliansyah
Noor, Metodologi penilitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013), hal.79.
[2]Elvinaro
Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Publik Relations (Bandung:
Simbiosis Retakama Media,2011), hal.21.
[3]Moh. Nazir, Metodologi
Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal.151.
[4]Nurul Zuriah, Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.163-165.
[7]Margono,
Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.68.
[8]Sumadi
Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal.22.
[10]Rosady Ruslan, Metode
Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Grafindo, 2006),
hal.68.
The game of Baccarat by Playtech - FABCasino
BalasHapusPlaytech Baccarat by Playtech Free ✓ Instant Play. ✓ Online Games ✓ Mobile Games ✓ 바카라 사이트 추천 Desktop. ✓ Mobile Apps ✓ Best Bonuses.